Pada Rabu , 7 Maret 2012, Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM FKM
UI menyelenggarakan sebuah acara yang bernama Diskotik. Namun jangan salah
sangka terlebih dahulu, acara ini bukanlah tempat untuk menggerakkan badan
diikuti dengan irama musik seperti di klub malam. Diskotik adalah singkatan
dari Diskusi dan Obrolan Seputar Keilmuan. Diskotik, yang kali ini mempunyai
tagline Berani Bermimpi Berani Beraksi, mengambil tema Mahasiswa Berprestasi.
Pada sambutannya diakui oleh PO Diskotik, Ratu Dini, bahwa pemilihan
tema ini disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa FKM UI yang sebentar lagi akan
segera mengikuti ajang mapres. Ketua BEM FKM UI 2012, Azhar Nurun Ala,
mengatakan bahwa ini adalah salah satu sarana untuk mewujudkan mimpi besar yang
telah dideklarasikan bersama-sama saat FKM Summit, yaitu untuk berprestasi membawa
nama harum FKM di tingkat Universitas, Nasional, bahkan dunia.
Narasumber Diskotik kali ini adalah Pak Hendra dari
Departemen K3 FKM UI dan Monica Utari (mapres pertama FKM UI 2011). Pak Hendra
mengulas tentang syarat-syarat dan sistem penilaian ajang Mapres. Beliau juga
menambahkan bahwa tidak ada larangan bagi mahasiswa baru untuk ikut, namun
mahasiswa yang lebih “tua” yang lebih diutamakan mengingat pengalaman dan lebih
dalamnya pengetahuan mereka di bidang kesehatan masyarakat yang dapat dijual ke
masyarakat luas.
Lalu, apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang mapres?
Beliau menjelaskan bahwa siapapun yang menjadi mapres harus memiliki prestasi
akademik (IP) yang tidak boleh di bawah 3. Lalu jika teman-teman memiliki
prestasi non akademik yang disertai dokumentasi, dapat juga dilampirkan.
Teman-teman juga harus membuat karya tulis ilmiah. Ditambahkan oleh beliau
bahwa kesulitan yang dihadapi saat membuat karya tulis ilmiah adalah menemukan
ide untuk menulis. Jadi, teman-teman yang dari sekarang sudah memutuskan akan
mengikuti ajang mapres dapat segera
memikirkan beberapa ide untuk membuat tulisan karya tulis ilmiah.
Monica Utari mensharing
beberapa pengalamannya ketika menjadi seorang mapres. Dikatakan olehnya
bahwa Mapres bukanlah soal menang atau tidak menang, dielu-elukan atau tidak, ataupun membuat karya ilmiah atau tidak. Hal yang
penting adalah perjuangan yang kita lalui, bagaimana kita bisa berbagi mimpi
kepada orang lain, dan bagaimana kita bisa memutuskan suatu hal yang hendak
kita pilih.
Monica juga menyumbangkan suara emasnya melalui sebuah lagu Masa Muda
dari Edcoustic. Ternyata, perjuangan yang Monica lalui tidaklah ringan, ia
sempat menginap di salah satu restoran cepat saji untuk mengerjakan karya tulis
ilmiahnya dan jatuh tertidur setiap lima belas menit sekali.
Menurut salah satu peserta, Sistia Kesmas 2011, acara
Diskotik ini sudah cukup menarik. Narasumber menyampaikan materi secara
komunikatif. Namun, waktu untuk sesi pertanyaannya diharapkan ditambah karena
banyak peserta yang masih menyimpan pertanyaannya. Dikatakan juga oleh Dita
Biostatistik 2009, bahwa acaranya cukup memuaskan, namun atmosfir kompetisi
dalam hal diskusi dan tanya jawab masih kurang “greget”.
Dengan menjadi mahasiswa berprestasi berarti kita sudah
menghasilkan karya. Kita berkarya untuk diri kita sendiri, orang tua, fakultas,
negara, dan Tuhan. Menjadi mahasiswa berprestasi bukan masalah seberapa jauh
ilmu yang kita kuasai, melainkan seberapa besar kita dapat membaginya kepada
orang lain agar mereka tertarik pada ilmu itu. So, who is going to be the next
Mapres FKM UI?
-Nabilla Sophiarany-
-Bella-
-(Kesmas 2011)-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar