Pada
hari Kamis 22 Maret yang lalu, Departement Kastrat BEM IM FKM UI bersama BEM seluruh
UI mengadakan aksi menolak kenaikan BBM di Istana Negara dan juga gedung DPR.
Aksi ini menyusul adanya rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi sejak
tanggal 1 April sebesar Rp.1.500,00. Kebijakan ini menuai banyak protes dari
masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa karena dinilai menyulitkan rakyat
kecil. Pemerintah sendiri beralasan bahwa kabijakan ini harus diambil karena
APBN tidak mampu lagi menanggung subsidi BBM seiring kenaikan harga minyak
dunia yang jauh melewati standar.
Sehari
sebelum melakukan aksi, BEM UI mengadakan SOSPOLNET untuk mengumpulkan BEM
seluruh fakultas dan membahas langkah yang harus diambil dalam menyikapi
masalah BBM tersebut. Pada sesi tersebut, 3 fakultas menyatakan menerima
rencana kenaikan BBM subsidi secara bersyarat. Sedangkan sisanya menyatakan
menolak rencana tersebut. Pada akhirnya diambillah keputusan bahwa mahasiswa UI
menolak dengan tegas rencana kenaikan BBM subsidi.
Bila
dikaji secara intelektual, kebijakan ini memang harus ditempuh guna
menyelamatkan kondisi fiskal negara. Akan tetapi secara moral, kebijakan
menaikkan BBM ini sangat mencekik leher rakyat kecil seperti nelayan, petani,
dan pedagang. Hal inilah yang melatarbelakangi BEM UI mengambil sikap tegas
menolak rencana tersebut.
Aksi
diawali di depan Istana Negara. Kadept Pusgerak BEM UI memaparkan data yang
mendukung penolakan kenaikan BBM subsidi. Selain itu aksi diisi pula dengan
teaterikal oleh BEM IM FKM UI. Pada hari itu mahasiswa juga mengadakan
penjualan BBM dengan harga murah yakni Rp. 2.500,00. Hal ini sebagai simbol
bahwa bila mahasiswa mampu memberikan subsidi pada BBM, mengapa pemerintah
tidak mampu melakukannya.
Acara
yang berlangsung selama 1 jam tersebut dilanjutkan dengan aksi sekaligus
audiensi ke gedung DPR. Akan tetapi setibanya di sana, mahasiswa tidak dapat
melakukan audiensi dengan Komisi VII DPR karena tak seorang pun anggota komisi
tersebut berada di tempat. Audensi pun terpaksa ditunda dan akan dilanjutkan
pada hari Senin 26 Maret 2012.
Melalui
aksi tersebut masyarakat diharapkan tahu bagaimana sikap mahasiswa UI terhadap
rencana kenaikan harga BBM subsidi. Mahasiswa menilai seharusnya kebijakan
tersebut tidak perlu diambil bila pemerintah mau menyisihkan anggaran lebih
untuk BBM dengan menaikkan pajak atau memotong anggaran belanja pegawai. Solusi
yang efektif perlu segera diterapkan agar setiap tahun masyarakat Indonesia
tidak perlu diributkan dengan masalah fluktuasi harga BBM khususnya yang
bersubsidi.
Ariyani Novita Savitri
Media BEM IM FKM UI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar